Buah Naga adalah salah satu buah yang tidak asing lagi bagi pertanian di indonesia. Budidaya buah naga secara organik, dapat menghasilkan buah berkualitas lebih baik. Keuntungan dari teknik budidaya buah naga secara organik adalah buah yang dihasilkan sehat tanpa adanya residu bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia dan lingkungan sekitar. Dengan demikian pencemaran lingkungan baik air, udara, maupun tanah oleh paparan pestisida bisa dikurangi.
Penggunaan bahan organik juga dapat mengembalikan kesuburan tanah, sehingga tanah bisa digunakan untuk proses budidaya pertanian berkelanjutan. Sejauh ini di Indonesia sistem budidaya buah naga masih menggunakan banyak bahan kimia, baik itu pemupukan maupun penggunaan pestisida.
Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dengan tidak diimbangi dengan pemberian pupuk organik justru berpotensi menurunkan tingkat kesuburan tanah dalam kurun waktu tertentu.
Bagaimana cara budidaya buah naga? Memang banyak pertanyaan masyarakat mengenai bagaimana cara menanam buah naga. Berikut ini dijelaskan bagaimana cara budidaya buah naga.
Syarat tumbuh tanaman buah naga tidak berbeda jauh dengan tanaman kaktus atau tanaman gurun pasir lainnya. Karena berasal dari daerah gurun pasir yang panas dan kering maka buah naga umumnya tumbuh baik di dataran rendah hingga menengah, yaitu :
Tanaman buah naga lebih menyukai kondisi kering dibandingkan dengan kondisi basah dengan curah hujan rendah yaitu 720 mm/tahun. Buah naga masih dapat tumbuh pada curah hujan tinggi yaitu antara 1.000-1.300 mm/tahun, akan tetapi rentang terserang penyakit busuk akar dan busuk batang. Hal ini disebabkan tanaman buah naga tidak tahan genangan air.
Tanaman buah naga juga membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh. Oleh karena itu lokasi penanaman buah naga sebaiknya dilakukan di lahan terbuka tanpa naungan. Lahan terbuka juga memberikan sirkulasi udara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman. Susu udara ideal untuk pertumbuhan buah naga antara 26-36 derajat C.
Kondisi tanah yang disukai adalah tanah yang gembur serta banyak mengandung bahan organik dan hara. pH tanah optimal antara 6-7. Pada tanah masam menyebabkan akar tanaman menjadi pendek dan rusak.
Meskipun tahan terhadap kekeringan, bukan berarti tanaman buah naga tidak memerlukan air. Air merupakan kebutuhan vital bagi tanaman. Oleh karena itu, air harus tersedia dengan baik. Hindari lokasi yang mudah tergenang saat musim hujan, karena tanaman buah naga merupakan tanaman yang sensitif terhadap kelebihan air.
Pemilihan lokasi budidaya buah naga perlu diperhatikan, hal ini bertujuan untuk memenuhi syarat tumbuh yang optimal bagi pertumbuhan buah naga. Pemilihan lokasi yang tepat akan menjadi faktor pertama yang menentukan keberhasilan budidaya buah naga.
Setelah menentukan lokasi budidaya maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran pH tanah untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa dilakukan dengan kertas lakmus, PH meter, atau cairan PH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan dengan cara zigzag.
Persiapan tersebut mencakup pemasangan tiang panjatan, pembersihan lahan, serta pengolahan lahan.Buah naga merupakan tanaman merambat sehingga dibuthkan tiang panjatan untuk menopang pertumbuhan batang dan cabangnya. Bentuk atau model tiang panjatan dalam budidaya buah naga ada macam, yaitu bentuk tunggal dan bentuk kelompok atau pagar. Tiang panjatan harus kuat dan mampu bertahan selama beberapa tahun karena umur tanaman buah naga yang panjang.
Lahan yang akan digunakan untuk budidaya buah naga perlu dibersihkan dari semak, gulma, dan sampah. Semak atau pohon kecil yang tampak di lahan dipotong sampai pangkal batan atau dicabut agar tidak tumbuh kembali. Sementara untuk cabang dan ranting pohon yang sudah besar dipotong sampai pangkal cabang atau ranting. Gulma yang tumbuh di lahan juga harus dibersihkan dengan cara dicangkul tipis-tipis.
Lahan yang sudah bersih kemudian dicangkul di sekitar daerah penanaman buah naga. Pecangkulan bertujuan agar lapisan tanah bawah bisa tercampur dengan lapisan tanah atas sehingga penyebaran humus atau bahan organik bisa merata ke seluruh lapisan tanah. Dengan demikian, tanah menjadi gembur dan subur sehingga akar tanaman buah naga dapat menyerap unsur hara dengan baik.
Lahan dengan pH tanah < 6 harus dilakukan pengapuran dengan dosis 1,2 ton/ha ditabur merata keseluruh lahan. Selanjutnya pembuatan lubang tanam sesuai dengan model tiang panjatan yang digunakan.
Setelah 1 minggu kemudian Lakukan pemupukan dengan menggunakan Pupuk Organik Nasa yang berupa Super Nasa dengan dosis 3 Kg/ hektar.Siramkan di sekitar lubang tanam. Dan jangan lupa tambahkan juga agensia hayati, seperti Natural Glio + pupuk kandang yang telah di fermentasikan dulu selama 2 minggu.
Lalu tutup tipis dengan tanah di atas pupuk kandang yang telah di fermentasikan dengan Natural Glio tersebut. Natural Glio berfungsi untuk mencegah serangan penyakit setelah penanaman. Langkah selanjutnya adalah membuat drainase berupa parit diantara baris tanaman. Pembuatan drainase bertujuan untuk menampung kelebihan air pada saat musim hujan.
Keberhasilan budidaya buah naga tidak terlepas dari usaha penyiapan bibit yang berkualitas. Bibit yang bagus , sehat, serta bebas hama penyakit merupakan beberapa ciri bibit yang berkualitas. Bibit yang telah dipersiapkan dengan baik akan menghasilkan tanaman yang sehat dan mampu berproduksi optimal. Jumlah kebutuhan bibit tergantung dengan sistem budidaya yang digunakan. Perbanyakan bibit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
Perbanyakan generatif adalah perbanyakan menggunakan biji buah naga. Keuntungan menggunakan teknik perbanyakan generatif yaitu dapat diperoleh bibit dalam jumlah yang banyak dengan biaya yang murah. 1 buah naga minimal berisi 1.000 biji. Namun cara ini kurang populer dan jarang dilakukan oleh pembudidaya buah naga karena membutuhkan waktu yang sangat lama dan sedikit lebih sulit jika dibandingkan dengan teknik perbanyakan vegetatif.
Disamping itu untuk mendapatkan biji yang bernas dan berkualitas juga aga susah, karena harus dibutuhkan buah yang benar-benar tua dan sehat. Seleksi bijii yang berkualitas juga sulit dilakukan karena ukuran biji yang sangat kecil dan memiliki penampakan yang sama. Oleh karena itu, pada artikel ini hanya akan dibahas tentang teknik dan cara perbanyakan vegetatif.
Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunaka bagian dari tanaman itu sendiri. Teknik perbanyakan ini membutuhkan biaya yang mahal, tetapi tingkat keberhasilannya lebih tinggi disamping waktu yang dibutuhkan pada fase pemeliharaan lebih singkat. Keuntungan lain dari perbanyakan vegetatif yaitu kemungkinan tanaman mengalami penyimpangan genetik sangat kecil.
Perbanyakan vegetatif yang digunakan dan terbukti berhasil pada budidaya buah naga adalah dengan stek batang. Perbanyakan dengan stek memiliki tingkat keberhasilan bibit bertahan hidup lebih tinggi, pertumbuhannya lebih cepat, dan bibit yang dihasilkan berkualitas tinggi dengan genetik yang serupa dengan induknya. Selain itu teknik stek batang juga mudah dilakukan.
Dalam budidaya buah naga, pemeliharaan harus tetap dilakukan secara teratur. Pemeliharaan tanaman merupakan faktor penting yang mendukung keberhasilan budidaya. Upaya pemeliharaan pada budidaya buah naga secara intensif meliputi pengairan, penyulaman, pengikatan batang atau cabang, pemupukan susulan, pemangkasan, seleksi buah, sanitasi kebun, serta pengendalian hama penyakit tanaman.
Untuk pemupukan susulan bisa menggunakan Pupuk organik Nasa yang berupa POC Nasa + SUPERNASA + Hormonik yang dicampurkan dengan 50 % pupuk kimia yang biasa di pakai. Apabila tanaman sudah berbuah ditambahkan Power Nutrition supaya berbuah di luar musim serta menjaga kualitas buah naga tersebut.
Dan untuk pengendalian hama bisa menggunaka pestisida organik NASA berupa Pestona, BVR, Aero 810.
Pada dasarnya tanaman buah naga tidak membutuhkan irigasi khusus. Umumnya pengairan dilakukan dengan sistem tadah hujan. Oleh karena akarnya yang sangat lebat, sehingga buah naga tahan terhadap kekeringan. Namun buah naga tetap memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya.
Kekurangan air selama fase vegetatif dapat membuat tanaman layu dan sulit bertunas. Oleh karena itu penyiraman tetap dilakukan seminggu sekali hingga tanaman berumur 6 bulan. Bila kondisi tanah terlalu kering, maka penyiraman dilakukan 2-4 hari sekali, tergantung pada kondisi di lahan.
Pada fase generatif, yang ditandai dengan munculnya bunga dan buah, maka penyiraman dilakukan setiap 10-14 hari sekali atau menyesuaikan kondisi bila tanah terlalu kering. Kekurangan air pada fase ini bisa mengakibatkan bunga rontok dan buah yang terbentuk tidak sempurna. Penyiraman dilakukan pada pagi hari.
Selain dengan penyiraman, pengairan juga bisa dilakukan dengan cara penggenangan. Caranya yaitu dengan perendaman air di parit sedalam kurang lebih 20 cm. pemenuhan air di parit dilakukan selama 1-1,5 jam, setelah itu air di parit harus segera dibuang atau dialirkan keluar.
Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang mati disebabkan karena serangan hama, penyakit, atau sebab lain.
Tujuan dari penyulaman yaitu agar tanaman bisa berproduksi optimal dan efisiensi lahan tetap tinggi. Penyulaman dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam hingga tanaman berumur 2 bulan.
Ciri-Ciri buah naga siap panen :
Pemanenan buah naga harus dilakukan dengan benar untuk menjaga kualitas buah. Cara dan tahap pemanenan adalah sebagai berikut :
Bagikan informasi tentang Teknik Lengkap Cara Budidaya Buah Naga yang Benar kepada teman atau kerabat Anda.
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
Komentar dinonaktifkan: Teknik Lengkap Cara Budidaya Buah Naga yang Benar
Maaf, form komentar dinonaktifkan.